Skip to main content

2012-02-01 Mengapa Aku Dihukum Mati?

Sayyid-Quthb.jpg

Kami berharap agar tak ada seorang pun yang beranggapan, bahwa dokumen yang ditulis oleh Syahidul Islam (insya Allah) Sayyid Quthb ini adalah dokumen yang lengkap dan tidak dikurangi.

Dokumen yang kami beri judul Limadza A’damuni (Mengapa Aku Dihukum Mati) ini telah berpindah-pindah melalui banyak tangan. Mulai dari tangan para penyidik— maupun-selain penyidik—yang melakukan penyiksaan terhadap Asy Syahid Sayyid Quthb dan kawan-kawannya, sampai kepada tangan-tangan para penanggung jawab (para eksekutif) pemerintah dan kaki tangan mereka.

Tidak diragukan lagi bahwa dokumen ini adalah tulisan tangan Asy Syahid Sayyid Quthb. Namun perlu dicatat, bahwa dokumen ini ditulis atas permintaan para penyidik yang menginterogasi beliau dan kawan-kawan beliau. Oleh karenanya, dokumen ini ditulis sebagai jawaban atas berbagai pertanyaan yang diajukan oleh para penyidik atau jawaban atas lontaran pertanyaan yang bersifat umum.

Ketika majalah Al Muslimun mempublikasikan dokumen ini secara berseri—dimulai dari edisi kedua, muncul berbagai tanggapan dari orang-orang yang bersimpati terhadap Asy Syahid Sayyid Quthb. Sebagian mereka ada yang mengatakan bahwa dokumen tersebut palsu, namun begitu, sebagian besar mereka tetaplah mengakui keaslian dokumen ini.

Adapun kini kami katakan, bahwa dokumen sekaligus kesaksian yang merupakan jawaban lengkap atas berbagai pertanyaan yang dilontarkan para penyidik ini, telah sampai kepada kami dalam bentuk tulisan tangan Asy-Syahid Sayyid Quthb. Namun perlu kami tegaskan, dokumen ini—sampai ke tangan kami—sudah dalam keadaan tidak lengkap, atau setidaknya telah dikurangi. Sebab kaki tangan penguasa thaghut berusaha menyembunyikannya di tempat yang tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. Mereka berharap, hilangnya dokumen dan kesaksian yang tertulis dalam ‘lembaran-lembaran hitam’ tersebut dapat ‘memutihkan muka’ para penguasa tiran dan antek-anteknya, serta orang-orang yang telah diketahui terlibat dalam penyiksaan terhadap Asy-Syahid dan kawan-kawannya. Dimana tidak tersisa satu pun cara dan bentuk penyiksaan yang mereka ketahui, kecuali pasti telah mereka timpakan kepada Asy-Syahid Sayyid Quthb.

Akan tetapi, sanggupkah mereka menaklukkan hati dan jiwa beliau?

Tidak…! Sama sekali tidak!! Mereka memang berhasil menguasai fisik beliau yang fana, namun mereka takkan pernah mampu menguasai jiwa beliau selama-lamanya. Oleh karena itu, mereka menjatuhkan hukuman mati kepada beliau.

Ya … Karena itulah mereka menjatuhkan hukuman mati kepada beliau. Meskipun para ulama dan para pemuka dunia Islam telah menyerukan agar mereka mencabut hukuman mati kepada beliau.

Akan tetapi, bagaimana mungkin mereka akan mencabut hukuman mati kepada beliau? Apakah mereka akan membiarkan keadaan fisik beliau menjadi saksi atas kebiadaban mereka?

Sebelum hukuman mati dijatuhkan, para ikhwan yang bersama Asy Syahid di dalam penjara menuturkan, bahwa mereka (para penyidik-ed.) telah menyiksa beliau dengan siksaan yang sangat keras. Mereka rusak wajah dan fisik beliau, agar dengannya mereka dapat melemahkan dan menaklukkan jiwa beliau. Akan tetapi, Allah tidak menghendaki mereka dapat menguasai jiwa beliau. Bukti yang paling nyata—dari kegagalan mereka—adalah mereka menjatuhkan hukuman mati kepada sang penulis Fi Zhilalil Quranini.

Semoga rahmat Allah tercurah kepada Asy Syahid Sayyid Quthb, dan semoga Allah melipat-gandakan pahala beliau terhadap apa yang telah beliau persembahkan kepada Islam dan kaum muslimin. Sesungguhnya kita adalah milik Allah, dan hanya kepada-Nyalah kita akan kembali.

Hisyam dan Muhammad ‘Ali Hafizh


sumber: hasanalbanna.id