Skip to main content

2012-01-19 Imajinasi

Muhammad-Anis-Matta1.jpg

“Seluruh  lembah, gunung, dan gurun yang pernah kulewati, pasti akan selalu kuingat, sekaligus  kubayangkan  segenap  strategi  yang  akan  kugunakan,  jika  suatu  saat  aku berperang di tempat itu.”

Itulah  ungkapan  Khajid  bin  Walid  tatkala  ia  mengenang  strategi  kardus  yang digunakannya  dalam  Perang  Yarmuk.  Itulah  kemenangan  perang,  sekaligus  prestasi militer  paling  prestisius  yang  pernah  dicapai  Khalid.  Itu  pulalah  pembuktian  paling nyata dari gelar yang diberikan Rasulullah saw kepadanya sebagai Pedang Allah yang Selalu Terhunus.

Jadi, segalanya bermula dari imajinasi. Ini bukan hanya ada dalam dunia kepahlawanan militer, melainkan merata dalam  semua  bidang kepahlawanan. Temuan-temuan  ilmiah selalu didahului oleh  imajinasi:  jauh sebelum dilakukannya pengujian di  laboratorium; jauh  sebelum  adanya  perumusan  teori.  Maka,  fiksi-fiksi  ilmiah  selalu  menemukan konteksnya  di  sini:  bahwa  mercusuar  imajinasi  telah  menyorot  seluruh  wilayah kemungkinan dan apa yang harus dilakukan kemudian adalah tinggal membuktikannya.

Studi-studi  futurologi  juga menemukan  konteksnya  di  sini. Memang,  selalu  harus  ada bantuan data-data pendahuluan. Namun, data-data itu hanyalah bagian dari sebuah dunia yang telah terbentuk dalam ruang imajinasi.

Para pemimpin bisnis dan politik serta tokoh-tokoh pergerakan dunia  juga menemukan kekuatan  mereka  dari  sini.  Bahwasanya  apa  yang  sekarang  kita  sebut  visi  dan kreativitas adalah ujung dari pangkal yang kita  sebut  imajinasi. Bacalah  biografi Bill  Gates  atau  Ciputra, maka  Anda  akan  menemukan  seorang  pengkhayal.  Bacalah biografi  John  F. Kennedy  atau  Soekarno, maka Anda  juga  akan menemukan  seorang pengkhayal.  Bacalah  pula  biografi  Sayyid  Quthb,  maka  sekali  lagi  Anda  akan menemukan  seorang  pengkhayal.  Dalam  dunia  pemikiran,  kebudayaan,  dan kesenian, imajinasi bahkan menjadi tulang punggung yang menyangga kreativitas para pahlawan di bidang ini.

Kekuatan  imajinasi  sesungguhnya  terletak  pada  beberapa  titik. Pertama,  pada wilayah kemungkinan yang tidak terbatas, yang terangkai dalam ruang  imajinasi. Itu membantu kita  untuk  berpikir  holistik  dan  komprehensif,  menyusun  peta  keinginan,  dan menentukan  pilihan-pilihan  tindakan  yang  sangat  luas. Kedua,  optimisme  yang  selalu lahir  dari  luasnya  ruang  gerak  dalam  wilayah  kemungkinan  dan  banyaknya  pilihan tindakan  dalam  segala  situasi.  Ketiga,  imajinasi  membimbing  kita  bertindak  secara terencana oleh karena  ia mcnjelaskan ruang dan memberi arah bagi apa yang mungkin kita lakukan.

Akan  tetapi,  imajinasi  tentu  saja  bukan  mukjizat.  Harus  ada  kekuatan  lain  yang menyertainya  agar  ia  efektif. Yang  jelas,  jika Anda mau  belajar menjadi  ‘pengkhayal ulung’, barangkali Anda telah memiliki sebagian dari potensi ledakan kepahlawanan.


sumber: hasanalbanna.id