2012-01-28 Urgensi Risalah Ta’alim
Risalah Ta’alim, risalah yang berukuran kecil, tipis, sederhana, dengan bahasa yang mudah dan enak dibaca itu membuat banyak ilmu pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang apabila dijabarkan akan menghabiskan berjilid-jilid besar kitab syarah. Betapapun sederhannya namun ia memberikan kepada seorang Muslim (khususnya aktivis dakwah) gambaran yang lengkap mengenai apa saja yang harus dilakukan oleh seorang Muslim yang komitmen dengan agamanya, dai yang tulus, dan mujahid yang sebenarnya.
Ia sebagaimana digambarkan oleh dai kondang Said Hawwa termasuk peninggalan Imam Al Banna yang paling matang dan dapat dikatakan sebagai akhir dari ijtihad-ijtihad pemikiran dan amaliah yang merupakan general check-up gerak sejarah, realitas kaum Muslimin, dan pemahaman yang mendetail terhadap nash-nash[1]
Risalatut Ta’alim terdiri dari dua bagian:
Bagian pertama, sepuluh arkanul baiat, yaitu baiat untuk memperjuangkan Islam. Ia menjelaskan tentan hal-hal yang dimaksud dari masing-masing rukun dan berbagai konsekuensi komitmen masing-masing rukun itu, baik berupa ucapan maupun perbuatan yang harus direalisasikan dalam realitas perjuangan Islam, memperbaiki pribadi, masyarakat, atau pemerintahan, dan istiqamah di atas agama Allah Swt. yang sempurna. Di samping itu, ia juga membeberkan sarana dan metode yang digunakan untuk meralisasikan tujuan-tujuan utama setiap Muslim yang selalu diserukan, bahwa Allah adalah tujuannya, Rasul adalah qudwahnya, jihad adalah jalannya, dan mati di jalan Allah adalah cita-cita yang tertinggi.
Bagian kedua, memuat sejumlah kewajiban yang harus dikerjakan oleh setiap orang yang meyakini rukun-rukun tersebut dan berusaha merelisasikannya, serta berbagai nilai dan hakikat yang akan Al Quran dan Sunnah yang mengharuskan setiap Muslim dengan hak-hak tersebut, baik secara wajib, sunah, maupun sekadar anjuran. Ia, tidak diragukan lagi merupakan penyempurnaan kepribadian Islam yang ideal.
[1] Fi Afaqi At Ta’alim, h.5
sumber: hasanalbanna.id