Podcast UHA (Ustadz Hanan Attaki)


Cinta Dalam Diam

Cinta dalam diam adalah cinta yang ceritanya penuh dengan doa, rasa haru, bersahaja dan air mata kebahagiaan. Cinta dalam diam biasanya ada kejutan dan pertolongan Allah dengan cara yang tidak diduga-duga. Cinta dalam diam adalah cinta sejati yang tumbuh abadi.

Cinta dalam diam adalah cintanya Fatimah dengan Ali. Mari kita renungkan sejenak bagaimana cara Ali mencintai Fatimah dengan indah.

Ketika suatu hari Ali melihat Fatimah membersihkan luka dan kotoran di baju Nabi, setelah Baginda dilempari oleh orang-orang yang membencinya. Betapa penyayangnya Fatimah.Betapa penuh cintanya Fatimah. Betapa mulianya Fatimah. Maka sejak hari itu diam-diam Ali menyimpan perasaan cinta kepada Fatimah. Diam-diam Ali menaruh hati kepada Fatimah.

Tapi dia tidak mau mengungkapkan rasa itu kepada Fatimah. Untuk menjaga Fatimah agar tidak terusik dengan rasa yang belum halal diantara mereka, dia ingin memuliakan Fatimah sebagai seorang putri Rasulullah.

Ali tidak ingin merusak cinta yang suci dengan menjalin hubungan yang Allah tidak suka. Ali takut, jika Allah mencabut rasa itu dari hatinya. Sehingga, diam-diam Ali berusaha mengumpulkan mahar yang pantas untuk meminang putri Rasulullah.

Tapi tiba-tiba, ia mendengar Abu Bakar datang kepada Nabi untuk melamar Fatimah. Betapa hancurnya hati Ali saat itu. Abu Bakar, ya, dia adalah laki-laki yang sangat mulia, kaya dan dekat dengan Nabi. Dia sangat layak menjadi suami Fatimah. Ali hanya bisa sabar dan pasrah.

Tidak lama setelah itu Ali mendapat kabar, bahwa ternyata lamaran Abu Bakar ditolak oleh Fatimah, Ali senang mendengar berita itu. Tapi, tidak lama berselang, laki-laki lainpun datang ke rumah Nabi. Dia adalah Umar bin Khatab, sahabat mulia yang terkenal sebagai seorang kesatria, penuh kharisma, wibawa.

Ali kembali ke atas sajadahnya mengadu kepada Allah. Lalu esok hari terdengar kabar, bahwa lamaran Umar pun ditolak oleh Fatimah. Tiba-tiba Ali merasa bingung dan takut. Ia berfikir, jika orang seperti Abu Bakar dan Umar saja ditolak, lantas bagaimana dengan dirinya?

Beberapa lama Ali diam, dan tidak berani menampakan diri di hadapan Rasulullah. Pernah juga beberapa kali ia membulatkan tekad untuk menemui Rasulullah dan menyampaikan keinginannya. Tapi, saat berada di depan pintu Nabi, lagi-lagi Ali ketakutan dan kembali ke rumahnya tanpa hasil.

Hingga suatu hari, Nabi memanggilnya ke rumah beliau. Datanglah Ali kepada Rasulullah, malu-malu. Duduk di depan Nabi sambil membatin, “Perlukah aku sampaikan isi hati ini kepada Rasulullah?”

Lama Nabi memandang wajah Ali yang pucat itu. Nabi tersenyum dan tiba- tiba bertanya, “Wahai Ali, aku tahu engkau memperhatikan Fatimah, apakah engkau ingin meminangnya?”

Tiba-tiba Ali kaget, haru, bingung sambil menahan nafas, Ali menjawab “Iya, ya Rasulullah.” Kemudian ia tertunduk pasrah, menunggu jawaban apapun dari mulut Nabi yang mulia, “Adakah mahar yang engkau miliki di rumahmu wahai Ali?” tanya Nabi.

Itu adalah jawaban bahwa Nabi menerima lamaran Ali, yaaaa Allah…

Betapa senangnya hati Ali saat itu, meski kemudian dia kembali tersadar untuk menjawab pertanyaan Nabi tentang mahar, “Saya hanya punya sebilah pedang ya Rasulullah, baju zirah dan seekor onta milik saya.”

Nabi kembali tersenyum, “Adapun pedang, simpanlah karna engkau membutuhkannya untuk berjihad di jalan Allah. Sedangkan onta, engkau membutuhkannya untuk perjalanan mencari nafkah bagi keluargamu. Maka jadikanlah baju zirahmu sebagai mahar untuk Fatimah.”

Seketika itu Ali merasa jadi orang paling beruntung di dunia. Memanglah benar, dia adalah lelaki paling beruntung di dunia setelah lamarannya diterima oleh Nabi dan Fatimah.Itulah kisah cinta dalam diam. Cinta, yang dijaga dibawah naungan ridha Allah.

Allah Ga Akan Ninggalin Kamu

Siapa dari kita yang tidak merasa pernah ditinggalkan? Semua kita pernah. Seorang anak ditinggalkan orangtuanya sebagai yatim. Ayah Ibu, ditinggalkan anak-anaknya saat sudah tua dan lemah.

Mungkin diantara kita ada yang pernah ditinggalkan oleh orang yang dicintainya. Ditinggalkan sahabatnya. Ditinggalkan teman-temannya. Ditinggalkan sendiri dan lemah oleh orang-orang yang selama ini ia harapkan selalu ada untuknya.

Jangan bersedih. Karna ada yang tidak pernah meninggalkan kita sendiri, dialah Allah. Dia selalu ada saat kita membutuhkanNya, Dia dekat, Dia mendengar curhat hambaNya. Ketika engkau merasa sendiri, ingatlah kisah Nabi.

Dahulu beliau juga pernah merasa sedih. Ketika wahyu tidak turun selama beberapa waktu. Setiap hari Nabi menunggu kedatangan Jibril diatas bukit.Tapi Jibril tidak muncul. Padahal, sebelum itu Jibril selalu datang menemui Nabi setiap hari. Menyampaikan ayat-ayat Allah yang mulia. Mengajarkan agama kepada Nabi.

Tapi kini, sudah berhari-hari Jibril tidak datang. Sampai orang-orang yang membenci Nabi mengatakan,

“Muhammad telah ditinggalkan oleh setannya” “Muhammad telah ditinggalkan oleh setannya”

Semakin sedih, semakin sedih hati Nabi karna itu. Karna Nabi adalah orang yang paling mengerti arti kehilangan.

Sejak kecil beliau sudah merasakan kehilangan. Kehilangan Ayah, ketika ia masih dalam kandungan. Lalu ia lahir sebagai anak yatim. Kehilangan Ibu, dan Kakek tercinta, sejak ia masih berusia anak-anak. Nabi merasa, apakah kini beliau harus kehilangan lagi?

Kehilangan Jibril sebagai sahabat sejati dan guru baginya. Atau kehilangan Allah tempat mengadu dan mengiba. Itulah yang dirasakan Nabi waktu itu. Sedih dan khawatir akan ditinggalkan oleh Allah dan Jibril yang mulia.

Setelah berhari-hari merasakan kesedihan, kesendirian, bahkan diolok-olok oleh musuhnya. Allah-pun mengutus Jibril untuk turun diatas ka‟bah. Nabi melihat cahaya di ka‟bah, sehingga beliau bergegas kesana. Berharap itu adalah Jibril. Dan benarlah, itu adalah Jibril.

Nabi tersenyum bahagia. Beliau bertanya “Wahai Jibril, kenapa selama berhari-hari engkau tidak datang menemuiku?”

Jibril menjawab, “Wa ma natanazzalu illa bi amri rabbik. Kami tidak turun kecuali sesuai dengan perintah dari Rabb mu wahai Muhammad”

Lalu Jibril mengatakan “Wahai Rasulullah, ada pesan dari Allah untukmu. Allah berfirman : wadhuhaa, walaili idzaa sajaa, maa wadda’aka rabbuka wamaa qola. Demi waktu dhuha, demi waktu malam apabila telah sunyi, Tuhan-mu tidak pernah meninggalkanmu, atau benci kepadamu.”

Inilah surat yang mulia, surat Ad- Dhuha. Surat yang menjadi pesan khusus dari Allah untuk setiap hamba yang bertanya,

“Apakah Allah meninggalkan saya?” “Apakah Allah membenci saya?”

“Apakah Allah tidak suka kepada saya?”

Inilah jawaban Allah, “Maa wadda’aka rabbuka wamaa qola. Tuhanmu tidak pernah meninggalkanmu wahai hamba-Ku dan juga tidak benci kepadamu.”

Sekarang, jangan sedih lagi. Seandainya engkau merasa ditinggalkan oleh manusia. Larilah kepada Allah yang Maha Penyayang dan tidak akan pernah meninggalkanmu. Dia tidak meninggalkanmu saat dulu engkau seorang pendosa Apalagi sekarang ketika engkau mulai mendekat kepadaNya.

Belajarlah menikmati kebersamaan dengannya dalam sujud panjangmu,. Dalam doa dan munajat. Karna siapapun yang merasa nikmat saat berdua dengan Allah. Maka dia tidak akan pernah sedih lagi, dia tidak akan pernah merasa kehilangan seseorang yang diharapkan ada untuknya lagi,

Itulah rahasianya. Ketika kita merasa kehilangan, Belajarlah menikmati dan khusyu di dalam sujud dan doa panjang.

Senyum Itu Ibadah

Senyum itu bukan hanya sekedar ibadah atau sedekah. Tetapi dia juga sebuah keajaiban. Banyak hal baik yang akan dirasakan melalui sebuah senyuman. Sehingga Nabi mengingatkan kita untuk tidak meremehkan senyuman ini, meskipun mudah.

Kata Nabi “Laa tah qirona minal ma’rufi syay yia walau antalqohaka bi wajhin tholiq. Janganlah engkau meremehkan sekecil apapun meski hanya sekedar engkau bertemu saudaramu dengan wajahmu yang berseri-seri.”

Kenapa Nabi menyuruh kita memperhatikan senyum sebagai hal yang istimewa dan penting?Karna dalam senyum itu Allah menyediakan keajaiban yang luar biasa.

Senyum, bisa menjadi obat yang sedang sedih dan sakit hati. Senyum, adalah hiburan bagi orang yang sedang gelisah dan takut. Senyum adalah kehangatan.

Senyum adalah bumbu didalam hubungan yang mulai terasa hambar. Senyum, meski hanya sebuah emoticon di pesan text, tetapi itu adalah jalan keluar saat anda mendapat masalah dengan seseorang.

Senyumlah kepada orang yang sedang marah, maka senyummu akan menjadi air yang memadamkan api amarahnya. Senyumlah kepada muridmu yang melakukan kesalahan, maka ia akan mengingat kesalahan itu sepanjang hidupnya dan tidak akan pernah mengulanginya lagi.

Senyumlah kepada Ayah Ibu, itu adalah bakti seorang anak yang membuat mereka ridho kepada kita. Meski kita tidak pernah bisa membayar pengorbanan mereka, tapi senyum itu sudah cukup bagi mereka.

Senyumlah kepada istri atau suamimu, maka Allah akan tumbuhkan rasa cinta di hatinya untukmu. Senyumlah kepada anakmu, maka mereka akan merasakan kasih sayang yang dalam dari orangtuanya, kasih sayang yang akan menjadi modal hidup mereka untuk bahagia dan menjadi manusia berharga.

Senyumlah kepada orang yang memusuhimu, maka dia akan menjadi pembela dan sahabat setiamu. Senyumlah kepada takdir, sehingga Allah akan mengubah masalahmu menjadi anugerah.

Hari ini kita bisa tersenyum dengan wajah berseri. Jangan kikir dalam memberi senyuman. Karna jika senyum itu adalah ibadah, ia menjadi ibadah yang ringan tetapi bernilai tinggi di sisi Allah.

Kadang engkau merasa tidak ingin tersenyum karna marah, kecewa atau ego. Tetapi, paksakan dirimu. Karena senyuman yang diberikan karena Allah, tidak akan pernah membuatmu menyesal.

Cobalah tersenyum, meski hatimu merasa sempit. Karna senyum itu akan melapangkan hatimu, saat itu juga. Sejatinya, kebaikan itu akan kembali lagi kepada orang yang melakukannya.

Allah berfirman: “Hal jazaa ul ihsan, ilal ihsan. Adakah balasan satu kebaikkan kecuali kebaikkan juga.”

Tersenyumlah, maka engkau akan melihat keajaiban terjadi dalam hidupmu.